Sistem kerjanya adalah distributor membagi dan mengatur pengapian yang berasal dari koil untuk disampaikan ke busi pada tiap silinder dengan dibantu platina, kondensor dan rotor yang berada didalam badan distributor. Rotor bertugas membagi arus listrik ke busi tiap silinder sesuai dengan urutan pembakarannya, yaitu 1-3-4-2 (urutan per silinder) jika mesin mobil itu menggunakan 4 silinder dan seterusnya, jadi pengapian tidak bisa berurutan 1-2-3-4.
Tanda Kerusakan Distributor
Menurut Rudi Niko yang biasa dipanggil Pak Rudi, mekanik ahli dari bengkel Latimojong Motor dibilangan Kebon Jeruk, Jakarta Barat ini, “Gejala awal ada kelainan pada distributor serta bagian didalamnya itu menyebabkan mesin tersendat-sendat karena pengapian tidak sempurna atau bisa dibilang pengapian pincang dan bila dipaksakan jalan, ujung-ujungnya mobil akan mogok”.
Ketika berbicara tentang kerusakan distributor berarti meluas menjadi bahasan kerusakan pada sistem pengapian mobil yang bermesin konvensional. “Gejala mesin tersendat paling sering disebabkan adanya kerusakan pada bagian platina karena sudah terbakar dan kondensor yang sudah lemah hingga tidak mampu menyimpan arus listrik ke platina maupun tutup distributor dan rotor yang sudah retak sehingga arus listrik tidak teralirkan ke busi, dan penyebab lainnya itu bisa juga karena koil ataupun busi serta kabel-kabelnya yang sudah rusak, namun jika kerusakan hanya pada kabel busi atau busi, mesin hanya menjadi 'brebet' , tidak langsung mogok dan jika koil atau platina yang rusak, kemungkinan besar mobil bisa mati mendadak atau mogok ”, tambah Pak Rudi kepada SO.
Menurut Rudi Niko yang biasa dipanggil Pak Rudi, mekanik ahli dari bengkel Latimojong Motor dibilangan Kebon Jeruk, Jakarta Barat ini, “Gejala awal ada kelainan pada distributor serta bagian didalamnya itu menyebabkan mesin tersendat-sendat karena pengapian tidak sempurna atau bisa dibilang pengapian pincang dan bila dipaksakan jalan, ujung-ujungnya mobil akan mogok”.
Ketika berbicara tentang kerusakan distributor berarti meluas menjadi bahasan kerusakan pada sistem pengapian mobil yang bermesin konvensional. “Gejala mesin tersendat paling sering disebabkan adanya kerusakan pada bagian platina karena sudah terbakar dan kondensor yang sudah lemah hingga tidak mampu menyimpan arus listrik ke platina maupun tutup distributor dan rotor yang sudah retak sehingga arus listrik tidak teralirkan ke busi, dan penyebab lainnya itu bisa juga karena koil ataupun busi serta kabel-kabelnya yang sudah rusak, namun jika kerusakan hanya pada kabel busi atau busi, mesin hanya menjadi 'brebet' , tidak langsung mogok dan jika koil atau platina yang rusak, kemungkinan besar mobil bisa mati mendadak atau mogok ”, tambah Pak Rudi kepada SO.
Pengaturan Waktu Pengapian (Ignition Timing)
Menurut Pak Rudi yang telah lebih dari 10 tahun menjadi mekanik mesin khusus mobil ini, langkah pertama pengaturan waktu pengapian itu harus diatur dulu gap platina dengan benar, umumnya tiap mobil memakai ukuran gap itu normalnya sebesar 0,40 mm, selanjutnya baru atur waktu pengapian melalui badan distributor dengan cara mengendurkan dulu baut badan distributor pada blok mesin lalu memutarnya sedikit-dikit searah ataupun berlawanan arah jarum jam hingga mencapai ukuran yang tepat.
Menurut Pak Rudi yang telah lebih dari 10 tahun menjadi mekanik mesin khusus mobil ini, langkah pertama pengaturan waktu pengapian itu harus diatur dulu gap platina dengan benar, umumnya tiap mobil memakai ukuran gap itu normalnya sebesar 0,40 mm, selanjutnya baru atur waktu pengapian melalui badan distributor dengan cara mengendurkan dulu baut badan distributor pada blok mesin lalu memutarnya sedikit-dikit searah ataupun berlawanan arah jarum jam hingga mencapai ukuran yang tepat.
Penyetelan
waktu pengapian ini biasa disebut dan dikenal dengan menyetel 'na dan
voor' distributor, yang dimana 'na' itu untuk memperlambat pengapian,
sedangkan 'voor' itu untuk mempercepat pengapian. Untuk ukurannya
biasanya atau umumnya standar pengapian mobil itu diatur 5 sampai 10
derajat sebelum top atau titik mati atas (TMA) mesin. Setiap mobil
memiliki arah putar 'na dan voor' yang berbeda-beda dan ukuran yang juga
berbeda, jadi tergantung dari mobilnya, khusus untuk mobil keluaran
Toyota, putarannya 'na' itu searah jarum jam dan 'voor' berarti
sebaliknya. Bila pengaturan waktu pengapiannya belum pas maka efeknya
mesin mobil akan 'nglitik' (knocking) karena hal ini berhubungan dengan
putaran mesin.
Pengaturan
'na dan voor' distributor ini diperlukan keahlian serta pengalaman,
karena terkadang ukuran secara teknis bisa saja meleset dan tidak pas,
untuk itu biasanya mekanik juga mengandalkan 'feeling' berdasarkan
pengalamannya. Jika SO mania merasakan mesin mobilnya tiba-tiba
'nglitik', So mania bisa mencoba untuk melakukan penyetelan waktu
pengapian sendiri. Pertama seperti yang telah disebutkan diatas
kendurkan dulu bau pengikat distributor ke blok mesin lalu dalam keadaan
mesin hidup putar sedikit distributor ke posisi 'na' untuk memperlambat
pengapian hingga putaran stabil, setelah itu mobil di gas hingga rpm
tinggi, jika masih terdengar bunyi katup 'nglitik' putar sedikit lagi ke
arah 'na', dalam hal ini SO mania harus mampu peka terhadap keadaan
putaran mesin mobilnya.Terakhir dari Pak Rudi, untuk menghindari masalah
pada mobil yang dapat menyulitkan dan menyebabkan mogok, mobil harus
rutin tune up ke bengkel. Terutama untuk menghindari masalah pengapian
pada mobil yang masih menggunakan platina, sebaiknya setiap 10.000
sampai 15.000 Km atau setiap kali tune up, platina dan kondensor harus
diganti termasuk busi juga jangan sampai terlupakan, jadi jangan tunggu
sampai bagian tersebut rusak hingga menyebabkan mogok. Sed
angkan
untuk tutup distributor (delco) akan lebih baik diganti setelah
penggunaan hingga 50.000 Km agar terhindar dari kebocoran arus listrik
untuk pengapian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar